permainan konsentrasi ADHD
TUGAS INDIVIDU
MEDIA PERMAINAN UNTUK ANAK ADHD
(ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER)
”TEMPEL GAMBAR PADA POLA”
GUNA MENINGKATKAN DAYA KONSENTRASI ANAK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
” Pendidikan Anak ADHD”
Dosen Pengajar
Imam Yuwono, MPd
Disusun Oleh
Yasmina
(A1F112222)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL
BANJARMASIN
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seringkali orangtua melarang
anak-anaknya bermain dengan alasan bermain itu merupakan kegiatan yang
membuang-buang waktu. Orangtua juga membatasi watu bermain untuk anak dan
memaksa anak untuk menghabiskan waktunya untuk belajar. Padahal, masa
kanak-kanak adalah masa dimana mereka bermain, karena dengan bermain mereka
dapat lebih mengasah potensi yang ia milliki.
Bahkan, dalam masa perkembangan anak,
bermain merupakan proses penting yang harus dilewati oleh anak-anak. Dengan
bermain, kemampuan anak akan berkembang dengan baik. Anak-anak pun dapat
menyongsong masa depannya dengan penuh percaya diri.
“Bermain” merupakan suatu kegiatan atau
tigkah laku yang dilakukan anak sendirian ataupun berkelompok dengan
menggunakan alat atau untuk mencapai tujuan tertentu. (Soegeng Santoso: 2002).Seelain
itu, Wong (1990) dan Foster (1984) pengertian bermain merupakan adalah suatu
kegiatan alamiah yang dilakukan oleh anak atas keinginan sendiri dalam rangka
mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari guna memperoleh kesenangan
dan kepuasan.
Dari pendapat para ahli, dapat
disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu yang dibutuhkan anak-anak dalam masa
perkembangannya, baik itu perkembangan motorik dan kognisinya. Bermain juga
dapat meningkatkan laju stimulasi perrkembangan anak sehingga dapat
meningkatkan kecerdasan anak.
Banyak permainan yang dapat dilakukan
oleh anak-anak sejak usia dini. Bahkan, sejak usia 3 hingga 5 tahun, permainan
merupakan interaksi yang sangat penting bagi anak-anak. Permainan meningkatkan
afilisiasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan/stress, meningkatkan
perkembangan kognitif, meningkatkan daya jelajah dan memberikan pengetahuan
dasar tentang kehidupan. Permainan juga dapat meningkatkan interaksi satu sama
lain.
Piaget (1962) melihat permainan sebagai
media yang menigkatkan perkembangan kognitif anak. Permainan imajiner dan
permainan kreatif juga mampu meningkatkan kognitif. Perminan merupakan suatu
alat bagi anak untuk menjelajahi dan mencari informasi secara aman, sesuatu
yang mereka tidak lakukan jika tidak bermain dan tidak melakukan pemainan.
Bermain merupakan proses alamiah dan
naluriah yang berfungsi sebagai nutrisi dan gizi bagi kesehatan fisik dan
psikis anak dalam masa perkembangannya. Aktivitas bergerak dan bersuara menjadi
sarana dan proses belajar yang efektif untuk anak.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara kerja otak anak ADHD ?
2. Bagaimana
cara melatih konsentrasi anak hiperaktif ?
3. Berikan
contoh media permainan yang digunakan
untuk anak hiperaktif !
4. Bagaimana
cara kerja permainan tersebut ?
5. Apa
hasil yang didapatkan dari pemainan tersebut ?
6. Apa
implikasi permainan tersebut bagi pendidikan ?
C.
Batasan
Masalah
Dari hasil laporan dalam media permainan
ini saya mengambil tema “Keseimbangan daya pikir anak hiperaktif”. Permainan
ini dengan nama tempel gambar pada pola, dengan tujuan secara umum melatih
konsentrasi anak hiperaktif, koordinasi tangan dan mata, aspek visual motor,
motorik halus dan melibatkan imajinasi.
D.
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan:
-
Secara umum laporan ini
dapat diketahui untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana tumbuh kembang
daya pikir anak ADHD.
-
Mengetahui bagaimana
cara menyeimbangkan otak kanan dan kiri anak dalam media permainan.
-
Untuk melatih daya
pikir dari hambatan yang ada pada anak ADHD.
Manfaat :
-
Dapat memberikan
kontribusi untuk sekolah dan guru dalam media permainan anak ADHD.
-
Dapat menciptakan hal-hal yang positif untuk mengoptimalkan kemampuan
anak dan mengalihkan hambatan anak.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Mengenal
Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)
Pada dasarnya dalam pengenalan anak
hiperaktif kita sering mendengar banyak beberapa pandangan di masyarakat
tentang anak hiperaktif. Orangtua kadang tidak bisa mengatasi anak mereka yang
sudah dikatakan hiperaktif oleh guru di sekolah. Namun, hiperakif yang
bagaimana yang telah dipahami oleh masyarakat, guru dan orangtua. Bahkan, ada
yang sering tidak mengetahui gejala-gejala yang ditunjukkan anak hiperaktif,
mereka juga tidak bisa membedakan anak hiperaktif dan superaktif. Disinilah
letak kesalahan dalam pemahaman tentang ADHD. Agar masyarakat luas tidak
terlalu jauh dalam kesalahpahaman, maka akan kita bahas secara garis besar apa
itu anak ADHD dan secara khususnya dalam pembahasan ini dirangkum dengan
permainan untuk anak ADHD.
1.
Definisi
Hiperaktif/ADHD
Definisi ADHD adalah kondisi anak yang
memperlihatkan ciri atau gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsive
yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktifitas hidupnya.
Ciri
utama ADHD secara garis besar adalah Rentang
perhatian yang kurang, Impulsif yang berlebihan dan Hiperaktif.
2.
Karakteristik Anak Hiperaktif
-
Kurang perhatian
-
Gerakan kacau
-
Cepat lupa
-
Mudah bingung
-
Sulit mencurahkan
perhatian terhadap tugas
-
Gejala
impulsive dan perilaku hiperaktif
-
Emosi gelisah
-
Kesulitan bermain
dengan tenang
-
Mengganggu anak lain
-
Selalu bergerak
Kriteria Anak
ADHD dalam DSM IV 1991 (Diacnistik Statistical Manual):
A1. Kurang perhatian
•
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih
dari gejala-gejala berikutnya dan berlangsung paling sedikit 6 bulan.
-
sering gagal memperhatikan baik dalam tugas sekolah maupun kegiatan sehari-hari
-
kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas maupun
kegiatan bermain
-
sering tidak mendengarkan kalu diajak bicara
langsung
-
sering tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam
menyelesaikan tugas
-
sering kesulitan dalam menjalankan tugas
-
sering kehilangan barang penting untuk menyelesaikan
tugas
-
sering menghindari, enggan melaksanakan tugas
-
sering bingung/terganggu oleh rangsangan luar
-
lekas lupa dalam menyelesaikan tugas sehari-hari
A2.
Hiperaktifitas-Impulsifitas
·
Paling sedikit 6 gejala hiperaktif impulsifitas.
Berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan
maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
HIPERAKTIF
-
sering gelisah dengan tangan atau kaki menggeliat di
kursi
-
sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau dalam situasi lainnya
-
sering naik-naik atau berlarian secaraberlebihan dalam situasi dimana hal
ini tidak tepat.
-
Sering kesulitan atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang
-
Sering bergerak seolah-olah dikendalikan oleh motor
-
Sering berbicara berlebihan
(diambil dari Manual Diagnostik dan Statistika mengenai gangguan mental : Asosiasi Psikiater
Amerika tahun 1994)
IMPULSIFITAS
-
Memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
-
Sulit menunggu giliran
-
Memotong/menyela orang lain
-
Sembrono /bertindak tanpa dipikir
-
Suka usil
-
Mudah frustasi/putus asa
3. Penyebab
Hiperaktif
-
Berbagai virus, zat kimia berbahaya yang menimbulkan kerusakan perkembangan otak.
-
Manajemen kehamilan trisemester pertama
(Organongeneses)
-
Masa persalinan, disebabkan oleh:
prematuritas, post date, hambatan persalinan, kelainan letak (presentasi bayi),
efek samping terapi, depresi sistem immun
-
Kerusakan otak global dlm kadar tertentu karena
penyakit neorologis shgga menyebabkan kerusakan pada otak. (Rutter 1977)
-
Ketidak seimbangan neotransmitter (Barkly 1992)
-
Masalah biokimia di otak ( rendahnya metabolisme zat
kimia, rendahnya penyampaian zat kimia)
-
Faktor gen sebagai faktor pemicu
-
Keracunan dalam rahim
Dalam (American Psyichiatric Association Press
(1994) :
·
Produksi hormon adrenalin tidak terkontrol
Hormon
adrenalin merangsang untuk melakukan suatu kegiatan.Produksi hormon adrenalin
yang berlebihan mengakibatkan anak melakukan kegiatan di luar kontrol
diri.Kondisi ini mengakibatkan anak sulit untuk berkonsentrasi pada sesuatu
yang dilakukan.
Menurut Steven W. Lee yang dikutip oleh Feni Olivia (2007)
Gelombang theta : gelombang otak pada kisaran frekwensi 4-8 Hz.
Menyimpan berbagai kreatifitas yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar
(subconsciaus mind)
Gelombang beta : gelombang otak yang
frekwensinya paling tinggi. Yaitu berkisar antara 12 sampai 40 Hz. Gelombang
beta dihasilkan proses berpikir secara sadar.
Gelombang alfa : frekwensinya
8-12 Hz (hertz). Gelombang alfa berhubungan dengan kondisi yang rilek
dan santai. Gelombang alfa pintu gerbang
bawah sadar.
Anak Hiperkatif menghasilkan
Gelombang Theta berlebihan, tetapi tidak cukup menghasilkan Gelombang Beta.
4. Cara Mendiagnosis anak ADHD
Melakukan
evaluasi multidisipliner (medis, psikolog, pendidik) tentang beberapa hal:
-
Studi medis
-
Pengujian psikologis
-
Penafsiran ucapan dan bahasa
-
Evaluasi neorologis
-
Skala penilaian perilaku yang dilakukan guru dan orang tua
Proses ini harus mencakup hal-hal lain diantaranya
-
Evaluasi medis
-
Wawancara orang tua
-
Wawancara guru
-
Skala urutan hasil belajar
-
Pengujian prestasi
-
Pengujian intelektual
5. Pengaruh ADHD pada Pendidikan
-
Tidak dapat segera memulai
-
Prestasi kurang
-
Bekerja terlalu lambat/cepat
-
Melupakan instruksi/penjelasan
-
Tidak melakukan tugas
-
Selalu bingung
-
Menangguhkan pekerjaan
-
Motifasi kurang
-
Kesulitan menyelesaikan tugas
-
Menghindari teman, berperilaku kacau
6. Penanganan
Anak Hiperaktif
-
Pengobatan secara medis : antidepresan, Ritalin, Dexedrine, Desoxyn, Pemoline, Busiprone, Clonidine (3-4 jam dan diberikan 2
atau 3 kali dalam sehari)merupakan obat yang paling sering dipergunakan. Obat sifatnya sementara karena tidak
jelas sasaran pengobatan.
-
Terapi biomedis : memperbaiki metabolisme tubuh
anak. Terapi
nutrisi dan diet diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan
gangguan pencernaan, penanganan alergi
makanan.
Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang
dilaporkan cukup efektif. Suatu substansi
asam amino (protein), L-Tyrosine.
-
Terapi modifikasi perilaku berupa interaksi sosial,
bahasa dan perawatan diri sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi labil.
-
Terapi integrasi sensori Pengorganisasian informasi
melalui beberapa jenis sensori diantaranya adalah sentuhan, gerakan, kesadaran
tubuh dan grafitasi, penglihatan,
pendengaran, pengecapan dan penciuman yang sangat berguna untuk menghasilkan
respon yang bermakna.
-
Terapi musik
-
Terapi bermain
-
Terapi medikamentosa = penambahan vitamin tertentu
-
Terapi konsentrasi
-
Terapi gelombang otak
-
Terapi wicara
Beberapa
teknik yang digunakan oleh guru dalam menangani anak ADHD :
Menghilangkan atau
mengurangi tingkah laku yang tidak dihendaki.
•
Pertama : lakukan teknik analisis A,B,C, yaitu bahwa
kebanyakan tingkah laku dipengaruhi oleh kejadian yang mendahuluinya atau
antecedent (A) yang terjadi sebelum terjadi tingkah laku atau behavior (B) dan
akan mengakibatkan suatu konsekuensi atau consequen (C).
•
Tingkah laku yang tidak dikehendaki selanjutnya
dipelajari bentuk (pola) tingkah lakunya, kapan terjadi dan dalam situasi
bagaimana. Gambaran yang jelas dari tingkah laku anak ini memudahkan dalam
memberikan perubahan kejadian sebelum dan sesudah tingkah laku yang tidak
dikehendaki.
Ekstingsi (extintion) :Suatu
tingkah laku akan cenderung diulangi jika mendapatkan respon. Oleh karena itu,
jika tingkah laku itu tidak dikehendaki jangan direspon sampai anak
menghentikannya. Teknik ini berdasarkan asumsi bahwa tanpa penguat terhadap
suatu respon akan menurunkan atau menghilangkan respon tersebut. Anak yang suka
mengganggu dan tetap diabaikan kadang-kadang anak bosan dan sadar akan tingkah
lakunya.
Satiasi ( Satiation) :Berupaya
menghilangkan alasan yang menghasilkan tingkah laku yang tidak dikehendaki.
Alasan tersebut ada pada diri anak. Misalnya dengan memberikan perhatian
sebelum anak minta perhatian, segera mengalihkan kegiatan lain sebelum anak
bosan. Satiasi dapat juga dengan cara melebihkan layanan. Misalnya anak
berteriak-teriak di kelas, mintalah anak untuk berteriak terus.
Pemberian hukuman :Pemberian
hukuman fisik hanya mengurangi perilaku untuk sementara. Hukuman keras akan
menghasilkan situasi tegang dan kebencian yang membahayakan kepribadian anak.
Jika hukuman akan dilakukan
hendaknya memperhatikan:Hukuman digunakan jika tidak ingin membiarkan suatu
tingkah laku berlanjut, misalnya agresif. Hukuman diberlakukan jika prosedur lain tidak
berhasil. Sebaiknya diberikan hukuman
ringan yang terbukti efektif untuk tingkah laku tertentu. Jangan melakukan hukuman dalam keadaan marah.
Time out :Time out adalah
menghilangkan kesempatan anak untuk mendapatkan sambutan atau imbalan. Teknik
ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dari tempat dimana tingkah laku yang
tidak dikehendaki terjadi. Membuat anak melewatkan waktu yang tidak menarik bagi
dirinya. Waktu yang dilewatkan harus diperhitungkan dengan tingkat usia anak,
sehingga tidak berlebihan dan ia merasa diperlakukan secara adil. Biasanya anak
menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki tersebut. Jika tingkah laku
diulangi maka time out harus diberlakukan kembali.
Mengembangkan tingkah laku yang
dihendaki :Teknik ini dilakukan dengan cara meberikan ulangan penguatan
(reinforcement). Prinsip yang digunakan adalah memberikan ulangan penguatan
menunjuk pada suatu peningkatan frekwensi respon dimana respon tersebut diikuti
oleh konsekuensi tertentu. Reaksi suatu rangsang akan lebih kuat jika terdapat
penguat pada tingkah lakunya. Maka apabila anak melakukan perilaku yang baik
segera direspon dan berikan hadiah untuknya.
Setelah kita mengenal siapa itu anak hipeeraktif,
karakteristik, penyabab dan cara penanganannya maka secara khusus kita juga
akan membahas tentang permainan yang cocok untuk melatih konsentrasi untuk anak
ADHD.
Anak hiperaktif memerlukan sebuah permainan yang dapat
melatih konsentrasi, memusatkan perhatian, impulsifitas, motorik,
pengkoordinasian anggota tubuh dan daya kreatifitasnya.
B.
Definisi
Permainan
Di zaman modern sekarang ini, kunci keberhasilan
hidup tidak hanya diukur dari kecerdasan intelektual saja (otak kiri) tetapi
uga emosional (otak kanan), sehingga membuat banyak orang tua menginginkan
keseimbangan antara keduanya. Orang tua merasa khawatir jika potensi otak anak mereka
hanya dominan untuk salah satu saja.
Oleh sebab itu, banyak orangtua yang melakukan
berbagai cara agar anak mereka menjadi cerdas. Akan tetapi, karena terlalu fokus
untuk mencapai kecerdasan saja mereka
lupa bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Padahal awal anak belajar anak
adalah dengan bermain. Memaksa anak untuk terus-menerus belajar justru dapat
mematikan hati, mengganggu kecerdasannya dan merusak irama perkembangannya.
Jika kita ingin mengasah otak kanan dan kiri secara
seimbang maka lakukan melalui game, terutama berkaitan dengan bagaimana
memfungsikan otak kanan dan kiri anak.
Dengan banyaknya penelitian ilmiah yang telah
dilakukan, semakin meyakinkan kita bahwa game merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dunia anak, bahkan bisa dikatakan sangat peting bagi
pertumbuhan kecerdasan anak.
Menurut Ismail (2006), educative game adalah suatu
kegiatan yang sangat menyenangkan dan merupakan cara atau alat pendidikan yang
bersifat mendidik. Permainan edukatif sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa, berpikir dan berrgaul dengan lingkungan. Dalam definisi
yang berbeda, game educative diartikan sebagai aktifitas yang sangat bermanfaat
untuk menguatkan dan mentrampilkan anggota badan anak, mengembangkan
kepribadian, mendekatkan hubungan dalam sosialisasi serta menyalurkan kegiatan
anak.
Jadi dalam pengertian dari permainan tersebut dapat
disimpulkan bahwa bermain untuk anak betujuan untuk melatih konsentrasi dan
imajinasi mereka serta menyeimbangkan otak kanan dan kirinya.
Khusus untuk anak Hiperaktif permainan sangat
diperlikan agar anak dapat memusatkan perhatiannya dan memilki tujuan gerak
yang terarah seara positif.
C.
Permainan
untuk anak ADHD
Anak yang hiperaktif, secara sederhana bisa dicirikan
sebagai anak yang tidak bisa diam. Dia bisa melakukan apa saja tanpa henti dan
tanpa rasa capai. Anak hiperaktif relatif susah untuk diatur. Akan tetapi dengan
kelembutan dan kesabaran yang tinggi, kita masih bisa mengarahkannya.Pengarahan anak hiperaktif bisa dilakukan dengan pemilihan
olahraga yang tepat untuk anak hiperaktif.
Beberapa tips untuk membimbing anak
hiperktif dalam bermain :
Latih kefokusan anak. Jangan tekan
anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi
konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa
diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak
untuk duduk dan diam. Mintalah agar anak menatap mata anda ketika bicara atau
diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada lembut.
-
Telatenlah
Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
-
Bangkitkan kepercayaan diri anak. Gunakan teknik pengelolaan
perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila
anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.
-
Kenali arah minatnya. Jika anak bergerak terus jangan panik,
ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan keaktifan dari anak.
Yang paling penting adalah mengenali bakat anak secara dini.
-
Minta anak bicara. Anak hiperaktif cenderung susah
berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu anak dalam bersosialisasi
agar ia mempelajari nilai – nilai apa saja yang diterima di kelompoknya.
Dalam
laporan ini permainan yang dipakai adalah menempel gambar.
Dalam menempel gambar telah dapat
dilakukan anak sejak usia balita tetapi dalam hal menempel stiker di
dinding-dinding rumah. Menempel gambar pada pola ini mengajak anak untuk
mengikuti sebuah pola yang sudah disediakan.
D.
Implikasi
Permainan Untuk Anak Hiperaktif Dalam Pendidikan
Kemampuan
gerak tubuh (body movement) seorang anak memegang peranan penting bagi
kehidupan sehari-hari. Saat seorang anak mempunyai hambatan dalam geraknya,
kita perlu membantunya menggunakan beberapa pola latihan terutama dalam
permainan.
Anak
berkebutuhan khusus membutuhkan pola permainan yang sesuai. Pola permainannya
harus dipilih dan disusun dalam suatu program tertentu sesuai dengan
hambatannya. Tujuannya agar anak mampu bergerak tanpa tergantung orang lain.
Permainan-permainan
yang digunakan dapat membantu guru ABK dalam pembelajaran dan memberikan
wawasan yang luas sehingga bermanfaat untuk pendidikan ABK.
Khusus
untuk anak hiperaktif banyak permainan yang dapat dilakukan. Karena tujuannya
yang terpenting adalah untuk meningkatkan daya konsentrasi anak, melatih
motorik halus maupun kasar, daya imajinasi, koordinasi panca indra, melatih
kesabaran dan melatih tingkat kefokusan anak.
Di
sekolah-sekolah ABK atau inklusi dapat dipergunakan perrmainan tersebut
terutama untuk anak hiperaktif. Dalam permainan tersebut juga dapat digunakan
di rumah agar anak dapat belajar sambil bermain. Anak usia pra-sekolah pun
sudah dapat memainkan permainan ini.
BAB
III
LAPORAN
HASIL MEDIA PERMAINAN UNTUK ANAK ADHD
A.
Tema
permainan
Dalam
permainan ini diambil tema “Permainan untuk meningkatkan konsentrasi anak
hiperaktif”. Dari tema tesebut penuis mengambil judul untuk pemainan yang
digunakan “Menempel Gambar Pada Pola”.
Pada
permainan ini dapat digunakan untuk anak usia balita sampai usia Sekolah Dasar
kelas 2.
B.
Tujuan
Permainan
-
Melatih konsentrasi
-
Melatih koordinasi
tangan dan mata
-
Melatih motorik halus
-
Melatih aspek
visual-motor dan mengembangkan imajinasi.
-
Melatih anak mengenal
dan mendiskripsikan bentuk-bentuk hewan.
C.
Alat
Permainan Dan Bahan
Alat
:
-
Penggaris
-
Gunting
-
Pensil
-
Spidol
-
Krayon
Bahan
:
-
Karton
-
Kardus
-
Lem
-
Double tipe
-
Lakban
-
Gambar hewan dan
lain-lain
-
Carilah bentuk-bentuk
gambar seperti hewan lalu di tempel pada kardus dan potong sesuai bentuk.
-
Setelah itu cetak pola
gambar pada sebuah karton.
-
Kemudian potong karton
sesuai pola pada gambar, sehingga membentuk lubang.
-
Karton ukuran A3 di
lapisi kardus kemudian di lapisi karton dengan ukuran yang sama dibagian
belakang.
-
Kemudian sisi-sisi nya
di beri lakban sehingga seperti bingkai.
E.
Langkah
Permainan
-
Beritahukan anak
nama-nama gambar yang ingin ditempel
-
Ajarkan anak untuk
dapat mengulang nama gambar tersebut
-
Instruksinya suruh anak
memegang gambar dan tempel mengikuti pola yang ada dikarton
-
Bimbing anak untuk
mengarahkan tangannya dalam menempel
F.
Alokasi
Waktu
Sesuikan
dengan kebutuhan anak (Maksimal 5 menit).
G.
Cara
menilai
-
Kemampuan anak dalam
memfokuskan geraknya dalam menempel
-
Kesesuaian anak dalam
menempel gambar sesuai dengan pola
-
Kemampuan anak untuk
menyebutkan kembali gambar yang ditempel
H.
Hasil
Evaluasi Permainan
-
Anak mampu memahami
instruksi
-
Anak mampu
berpartisipasi aktif dalam permainan
-
Mampu menjaga
konsentrasi untuk tetap fokus, mampu mengkoordinasikan mata dan tangan yang
menjadi tujuan dari permainan
-
Mampu berkreasi dan
imajinasi dalam permainan
-
Dapat menyesuaikan
dengan pola yang di tentukan
BAB
IV
PENUTUP
A.
Pembahasan
Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak.
Mereka tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini bisa
membuat frustasi orangtua, guru, bahkan anak itu sendiri. Anak hiperaktif
disebut juga anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Terkadang
anak hiperaktif perlu diberi obat untuk membantu mereka agar lebih tenang ke
tingkat energi yang diterima secara sosial.
Melihat
manifestasi gangguan konsentrasi yang sangat banyak maka tentunya terdapat
banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan penyebab dan gangguan
lain yang menyertai. Terapi yang diterapkan terhadap penderita gangguan
konsentrasi haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini hendaknya
melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orangtua, guru dan
lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama. Bila
gangguan tersebut tidak ringan penanganan ideal harus dilakukan terapi
stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna menjamin keberhasilan terapi.
Terapi
nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita gangguan
konsentrasi. Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan
gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or “Leaky Gut Syndrome”),
penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold
Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup
efektif. Penulis telah mengadakan penelitian terhadap penderita gangguan
konsentrasi pada anak. Setelah dilakukan eliminasi penyebab gangguan alergi
makanan selama 3 minggu ternyata didapatkan hasil peningkatan kemampuan
konsentrasi anak.
Gangguan
konsentrasi termasuk salah satu gejala klinik yang paling banyak dijumpai pada
anak usia sekolah. Gangguan ini biasanya juga disertai gangguan perilaku lain.
Sering dikatakan normal bila tidak disertai gangguan Autis, ADHD dan
sejenisnya. Fenomena ini tampak seperti fenomena Gunung Es. Artinya yang tampak
dipermukaan tidak banyak, tetapi begitu diamati secara cermat didalam lautan
akan tampak sangat banyak dan luas. Ganggguan yang hanya tampak di permukaan
dan menjadi kekawatiran para orang tua adalah ADHD, ADD, Austism atau Autis
Spectrum Disease lainnnya.
Tetapi
ganggguan perilaku lainnya yang tidak masuk kriteria diagnosis Autis atau ADHD
dianggap normal dan biasa itu ternyata sangat banyak terjadi dan tidak
begitu diperhatikan. Gangguan perilaku tersebut seperti gangguan konsentrasi,
keterlambatan bicara, gangguan emosi, gangguan tidur, impulsif dan agresif.
Akhirnya dengan label normal tersebut ganggguan perilaku tersebut sering diabaikan
penanganan oleh para klinisi dan orang tua. Padahal ganggguan perilaku tersebut
bila tidak ditangani dengan baik dikemudian hari akan mengakibatkan ganggguan
belajar dan mengganggu prestasi di sekolah. Dalam jangka panjang akan
mengganggu pencapaian prestasi, gangguan sosialisasi, gangguan komunikasi dan
kualitas penampilan sebagai manusia di kemudian hari.
Jika
dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana
sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Semakin sering melarang biasanya semakin
kuat si anak melawan atau bertentangan. Sangat penting untuk mengenali bakat
atau kecenderungan perhatiannya secara dini. Dengan begitu dapat memberikan
ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan
energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau
berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial
karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya. Anak dengan gangguan
konsentrasi kadang disertai susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan
dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia
mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya
melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi
dengan teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan.
Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu. Kerja sama
dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.
Berikut adalah beberapa hal yang
bisa dilakukan dalam mengatasi anak sulit berkonsentrasi :
-
Mencari tahu penyebab kesulitan anak berkonsentrasi.
Dari
beberapa faktor penyebab kesulitan konsentrasi yang telah dibahas diatas,
langkah selanjutnya adalah menganalisa penyebab kesulitan anak. Misalnya:
ketika mengikuti lomba mewarnai, anak sibuk melihat pekerjaan teman sehingga ia
tidak mengerjakan gambarnya. Hal ini bisa disebabkan karena kesempatan
bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya kurang, sehingga ketika ia berada
di luar rumah ia begitu senangnya sehingga ia lupa dengan tugasnya.
Bisa juga anak kurang tertarik
dengan mewarnai karena merasa bosan dengan aktivitas yang menuntutnya untuk
duduk diam. Setelah itu, barulah mencari solusi dan strategi yang tepat agar
anak bersedia bekerja sama menyelesaikan tugasnya.
-
Mencari strategi yang sesuai dengan anak.
Dalam
mencari strategi yang tepat untuk mengatasi perilaku anak yang sulit, bisa
didiskusikan bersama dengan anak, untuk membuat aturan bersama-sama. Dalam
membuat peraturan dan batasan waktu pengerjaan sesuaikan dengan kemampuan anak.
Memasuki usia 4-5 tahun anak sudah mulai paham dan bisa diajak kerja sama.
Misalnya: ketika ia mengikuti lomba mewarnai anak harus menyelesaikan tugasnya
terlebih dahulu. Jika ia cepat menyelesaikan tugasnya ia akan diajak
berjalan-jalan dan bermain di mall. Jika anak terlalu lama maka ia tidak jadi
diajak-jalan. Dengan begitu, harapannya anak lebih berkonsentrasi untuk
menyelesaikan tugasnya.
-
Melakukan aktivitas yang dapat melatih konsentrasi anak
Sebelum
bersekolah, sebaiknya orang tua mulai melatih anak berkonsentrasi mulai dengan
memberikan tugas yang sederhana sampai tugas yang tingkat kesulitannya lebih
tinggi. Latihlah anak untuk mampu konsentrasi dalam situasi yang berbeda-beda,
mulai dari belajar sambil ditemani, belajar sendiri sampai belajar konsentrasi
bersama teman-temannya. Sehingga ketika anak bersekolah mampu mengikuti
penjelasan dari gurunya.
-
Aktivitas bermain
Dalam
permainan biasanya ada instruksi yang diberikan. Dengan demikian secara tidak
langsung melatih anak untuk mengikuti instruksi dan mampu melakukannya dengan
tepat dan cepat.
-
Aktivitas olah raga
Dari
penelitian menunjukkan bahwa dengan aktif bergerak dan berolah-raga dapat
meningkatkan kecerdasan karena dengan berolah-raga aliran darah dan oksigen ke
otak akan lebih baik. Penelitian lain juga menunjukkan, aktif bergerak akan
membantu proses disintesa protein-protein sebagai penumbuh saraf otak yang
baru, yang dapat membantu menyimpan memori jangka panjang. Dengan demikian,
jelaslah bahwa aktivitas olah raga bisa membantu regenerasi kerja otak, selain
manfaat kesehatan yang akan kita peroleh. Jadi secara fisik dan mental akan
lebih sehat lagi.
Misalnya
olah raga : Sepak bola juga bisa melatih anak untuk menendang bola dengan lurus
dan fokus mengarah ke gawang.
-
Aktivitas seni
Di
era yang serba modern seperti saat ini, banyak sekali cara-cara yang diterapkan
sebagai bentuk usaha dalam peningkatan kecerdasan otak dan daya konsentrasi
anak. Salah satunya melalui terapi musik. Dikalangan masyarakat cara seperti
ini mungkin sudah tidak asing lagi, banyak orangtua yang menerapkan terapi ini
pada buah hatinya.
Peran
musik memang sangat besar untuk merangsang perkembangan otak anak. Efeknya
dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak, yaitu kemampuan untuk mengenali
atau menafsirkan lingkungannnya dalam bentuk bahasa, memori dan visual.
B.
Simpulan
Jadi,
anak Hiperaktif sangat memerlukan permainan khusus untuk melatih konsentrasi,
memfokuskan aktifitasnya, daya motorik dan membuat mereka berimajinasi.
Dalam
permainan menempel gambar ini dapat melatih anak ADHD beriteraksi dengan guru,
konsentrasi, visual motor, daya imajinasi dan kreativitas anak.
C.
Saran
Pembaca :
-
Agar pembaca dapat
memahami kriteria anak ADHD dan permainan apa yang cocok untuk anak tersebut.
-
Semoga pembaca dapat
lebih berkreasi untuk menciptakan alternatif permainan yang dapat melatih daya
konsentrasi.
Seluruh mahasiswa :
-
Diharapkan agar
mahasiswa khususnya calon guru ABK dapat lebih memahami bagaimana permainan
yang digunakan untuk anak ADHD.
-
Calon-calon guru ABK
dapat memberikan kontribusi bagi anak-anak dalam mengembangkan potensi dan
imajinasi mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Daner
Victor P. and Pangrazi Robert P. 1975. Dynamics
Physical Education for Elementary School Children, Fifth Edition.
Minneapolis-Minnnesota: Burgess Publishing Co.
Delphie
Bandi. 2009. Penerapan Aplikasi Permainan
Dalam Pembelajaran. PT. Intan Sejati Klaten.
___________(2005).
Bimbingan Prilku Adaptif. Malang
:Elang Mas
___________(2005).
Program Pembelajaran Individual Berbasis
Gerak Irama. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Berk, Laura E. 2006. Child Development. Edisi VII. Boston:
Pearson Education.
Cahyo,
Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif
Khusus Asah Otak Kiri Anak. Yogyakarta: Flashbooks.
Hallan,
D.P.&Kauffman, J.M. (1991 dan 1986). Exceptional
Children, Introduction to Special Education. Fifth Edition Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice Hal Inc.
Ismail,
Andang. 2006. Education Games; Menjadi
Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Kadir, Abd.2010. Misteri Otak Kiri Manusia. Yogyakarta:
DIVA Press.
Muhammad, As’adi. 2010.
Bila Otak Kanan dan Kiri Seimbang.
Yogyakarta: DIVA Press.
LAMPIRAN
dalam penjelasan terlihat begitu komplex, di sini bisa dilihat bentuk permainan lainnya yang dapat mengedukasi anak https://www.rinso.com/id/kotor-itu-baik/permainan/tips-memilih-permainan-edukasi-anak-yang-mendidik.html
BalasHapus